Mengintip Bawah Laut Gili Trawangan


Liburan panjang buat saya itu adalah waktunya untuk menyelam, mengintip isi bawah laut Indonesia dan destinasi kali ini saya pilih gili trawangan, sebuah pulau kecil di bagian utara Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Perjalanan saya ke gili trawangan menggunakan kapal cepat yang sudah saya pesan jauh-jauh hari dari Bali, kalau browsing di internet banyak kapal cepat yang menawarkan trip bali-gili pulang pergi, saya memilih untuk menggunakan Wahana Gili Ocean dengan harga 520ribu pulang pergi. Kami mendapat fasilitas antar-jemput hotel dari Bali ke pelabuhan Padang Bai menggunakan bis ELF seperti travel bandung-jakarta, sangat nyaman.

Kami dijemput sekitar pukul 7.00 dari Hotel di daerah Kuta dan sampai di pelabuhan padang bai sekitar pukul 8.30, sementara kapal akan berangkat pukul 9.30. Sambil menunggu rombongan yang lain, kita bisa berjalan-jalan menikmati pantai padang bai, sekedar sarapan atau membeli oleh-oleh khas Bali disekitar pantai. Terdapat juga Pura Sayukti di bagian utara pelabuhan.

Tepat pukul 9.30 kapal kami berangkat, sebagian besar merupakan turis asing yang juga ingin mengunjungi “Non Stop Party-Island- Gili Trawangan”, tempat duduk kapal sangat nyaman, apabila ingin melihat suasana laut lepas, kita bisa naik ke bagian atas kapal yang sudah di beri karpet sehingga kita bisa duduk sambil menikmati indahnya selat bali, kalau lagi beruntung kita bisa melihat lumba-lumba menari-nari di atas laut.

Perjalanan Bali menuju Gili Trawangan menggunakan kapal cepat bisa ditempuh dalam waktu 1jam 30 menit, dengan transit ke pantai senggigi selama 10 menit apabila ada penumpang yang ingin turun di pantai senggigi. Sekitar pukul 11.00 kami tiba di gili trawangan, kami langsung dijemput oleh penjaga penginapan  kami diantar menggunakan Cidomo (kendaraan seperti delman khas Gili) ke penginapan kami, sekitar 5 menit dari pelabuhan bangsal.Satu cidomo bisa muat 3-4 orang dengan harga 50ribu sekali jalan.

Kami menginap di Cotton tree cottages, yang sudah booking penginapan dari jauh hari, yang punya penginapan ini merupakan warga asing bernama Basile yang sangat ramah dalam menjawab email kami untuk pemesanan tempat. Cotton tree cottages merupakan penginapan bergaya tradisional khas Lombok di desin dengan kamarmandi terbuka, hanya berisi 5 cottage, dengan 3 standard room, dan 2 family room. Sangat nyaman dan keren.

Jumed, adalah salah satu penjaga penginapan ini, sangat amat ramah, di penginapan ini juga menyewakan sepeda seharga 35ribu untuk 24jam, perlu diketahui bahwa Gili merupakan pulau bebas asap kendaraan, dimana semua orang disini menggunakan alat transpotasi berupa sepeda atau kuda. Jarak antar tempat pun sangat dekat, karena pulau ini sangat kecil, bagi yang sudah pernah ke pulau tidung, luas pulau gili trawangan tidak beda jauh dengan pulau tidung.

Keasyikan menikmati kamar, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12 siang dan perut sudah mulai lapar, akhirnya kami memutuskan untuk mencari makan siang lalu langsung melanjutkan aktivitas yang paling dinanti: Snorkling! Dengan menggunakan sepeda kami mengelilingi pulau dan mendapatkan Warung Kiki Novi, di daerah pasar seni gili, menyajikan menu makanan rumahan khas Lombok, dengan harga 15ribu per porsi kami sudah bisa makan ayam Lombok, sayur buncis, perkedel jagung dan tempe goreng, yang paling khas piring nya dari anyaman rotan dan daun pisang, rasanya pun sangat enaaakk. Recommended!

Setelah makan kami langsung berburu kapal untuk snorkeling ke tiga Gili, ternyata public boat untuk snorkeling sudah berangkat pukul 10.30 sehingga kami harus menyewa private boat yang harganya sedikit lebih mahal. Untuk public boat snorkeling ke tiga gili harganya 100ribu per orang sudah termasuk peralatan snorkeling, atau 120ribu per orang apabila ingin menambah makan siang. Untuk private boat dihitung perkapal 600-750rb tergantung jumlah orang, karena kami berempat kami mendapat 600rb satu kapal atau 150rb per orang.

Sebelum snorkeling saya sudah menyiapkan botol air berisi biskuit untuk makanan ikan, ini merupakan benda wajib saya untuk menyelam. Destinasi pertama yaitu gili meno, bawah laut gili meno penuh dengan warna-warni terumbu karang, semakin ke daerah pesisir pantai maka mata kita semakin dimanjakan oleh keunikan dan keanekaragaman terumbu karang, untuk ikan tidak terlihat begitu banyak ikan di gili meno, ada beberapa ikan hias yang muncul, mungkin lebih banyak yang bersembunyi di balik terumbu karang.

Setelah setengah jam menikmati terumbu karang di gili meno, kami berpindah ke spot penyu, katanya kalau lagi beruntung kita bisa melihat “ibunya” penyu alias penyu yang sangat besar sedang berenang di bawah laut gili ini, lautan disini cukup dalam, sehingga perlu agak menyelam ke bawah sekitar 5 meter untuk menikmati keindahan terumbu karang disini, sayangnya hari sudah semakin sore sehingga penyu pun tidak terlihat lagi, butuh diving untuk dapat menyaksikan atraksi penyu tersebut.

Destinasi terakhir kami adalah surga ikan atau gili air, disini terdapat ribuan ikan yang siap menyantap amunisi yang sudah saya bawa, hampir dua jam berenang dengan ikan warna-warni disini, walaupun terumbu karang disini tidak begitu banyak, tapi cukup membuat endorphin dan serotonin meningkat dengan melihat gerombolan ikan warna-warni yang indah mengelilingi kami.

Sebenernya snorkeling bisa dilanjut di bagian barat gili trawangan, tetapi karena hari sudah semakin sore, kami memutuskan untuk berbersih diri kembali kepenginapan untuk kemudian mengejar sunset dan makan malam.

Di tengah perjalanan ke timur untuk mengejar sunset, kita bisa melihat restoran-restoran “high class” di gili trawangan seperti pearl of trawangan, beach club nya villa ombak, surf bar, yang mempunyai desain unik khas gili trawangan. Untuk makan malam, kita bisa mencoba aneka seafood di pasar seni gili trawangan dengan kisaran harga 15-25ribu.

Cukup unik, penduduk di gili trawangan ini mayoritas beragama Islam, termasuk Jumed penjaga penginapan kami, Jumed tidak mau dipanggil Bli ataupun Mas, Jumed asli Lombok ini sudah lama bekerja di gili trawangan, bermula dari penjaga kapal hingga penjaga penginapan. Satu hal yang menarik, penginapan kami ini sudah termasuk sarapan yang langsung di antar ke kamar masing-masing, karena setiap kamar disini punya teras yang dapat berfungsi sebagai meja makan.

Hari kedua di gili trawangan, kami kembali berkeliling gili trawangan ke arah barat, kami mengunjungi tempat penangkaran penyu, dan tepat di depan tempat penangkaran penyu tersebut terdapat mini café dengan tenda dan tempat duduk warna-warni khas gili trawangan, apabila ingin melanjutkan snorkeling pun bisa langsung dari spot ini.

Jam 11 siang kapal cepat kami sudah menanti untuk kembali ke Bali, terakhir sebelum pulang, jangan lupa untuk mencoba eskrim homemade khas Gili yaitu Gili Gelato, cukup dengan 15ribu rupiah satu scoop kita bisa menikmati enaknya gelato di tengah teriknya pantai gili.

Selamat tinggal pantai hijau muda dan pasir putih Gili trawangan, sampai bertemu lagi.

Noted: 
Gili trawangan kalau malam hari sangat banyak nyamuk sehingga perlu membawa lotion anti nyamuk, dan kalau pagi hari sangat banyak lalat, hati-hati.
Jangan lupa beli mutiara khas lombok!


For your Information
Cotton tree cottages: 
Basile Gagnebin | www.cottontreecottages.com | 081236281105

Wahana Gili Ocean Fast Boat
Dian Ni Putu | 081999989398


Cotton Tree Cottages

Colorful :)

Gili Gelato Turquiose

Gili Trawangan

Pearl of Trawangan
           


"He who would search for pearls must dive below"


Travel Seeker, 2014
Vannesa




0 comments: